3 Bidadari Dunia yang Tangguh
Oleh : Utari Nelviandi
Di sebuah
desa bernama desa lembah anai
yang terletaka di
kecamatan Minas, hiduplah tiga orang anak perempuan dengan kedua orang tuanya, mereka
hidup bahagia dengan kesederhanaannya, Anak pertama bernama Noni, anak kedua
bernama Nia, dan si bungsu bernama Nila. Mereka memiliki kedua orang tua yang
sangat menyayangi mereka, Ayah mereka bernama Budi, dan Ibu mereka bernama
Aisyah.
Ayah
dari ketiga anak perempuan ini bekerja sebagai buruh bangunan, tapi, Pak Budi tidak
bisa bekerja seperti buruh lainnya karena kondisi kesehatan Pak Budi yang tidak
memungkinkan, dimana pak Budi menderita penyakit paru-paru basah. Sedangkan Ibu
Aisyah bekerja sebagai tukang jahit, pekerjaan yang cukup sederhana, setelah
kurun waktu 1 tahun ayah Budi pun tidak dapat bekerja lagi dikarenakan
penyakitnya yang semakin parah, hal ini membuat kehidupan keluarga Pak Budi
semakin susah,Sehingga yang
hanya bisa bekenrja dan menjadi tulang punggung keluarga hanyalah Ibu Aisyah.
Ibu
Aisyah dan Pak Budi memiliki 3 putri yang
Cantik, patuh , taat dan juga anak yang
berprestasi. Saat ini anak pertama yakni Noni kuliah perguruan tinggi favorit
dengan biaya kuliah sendiri melalui beasiswanya, sedangkan Nia lulus di
sekolah menengah kejuruan favorit di Pekanbarau, dengan nilai yang memuaskan,
hal ini membuat ke dua orang tua mereka sangat bersyukur dan bangga terhadap
pretasi anak-anaknya. Disamping itu,
Nila sendiri si bungsu tingkah lakunya timbal balik dengan kakak-kakaknya, Nila
sendiri sedikit nakal, malas, dan juga tomboy ,hal inilah yang memmbuat Nila
tidak sepintar kakak-kakaknya dan hal ini juga membuat kedua orang tua Nila
sangat khawatir dan kewalahan dengan tingkah laku Nila. Meskipun begitu,
kakaknya tidak pernah memarahi Nila, tetapi selalu memberi motivasi dan
semangat kepada Nila untuk bisa berubah dan berusah untuk meningkatkan prestasi
Nila, kedua kakaknya menyuruh Nila untuk bisa membuktikan kepada Ayah dan Ibu
bahwa Nila juga gak kalah pintar dengan kedua kakaknya, mendengar perkataan kedua
kakaknya itu Nila pun mulai sadar dan berusaha segiat mungkin untuk belajar
agar bisa meraih juara dikelas. Setelah beberapa bulan, ketika penerimaan rapor
berlangsung tidak disangka-sangka ternyata Nila memperoleh juara pertama di kelasnya,
hal ini membuat kedua orangnya terkejut, harus dan juga bangga kepada Nila, dan
ketika malamya ibu Nila pun merayakan keberhasilan yang telah diraih Nila,
dengan makan bakso bersama-sama dan keesokan paginya tidak disangka Ibu dari
ketiga putri inipun sakit diare yang tidak henti-henti dan pada akhirnya Allah
berkehendak lain, Ibu Noni, Nia, dan Nila pun dipanggil Allah SWT, hal ini
membuat Ayah, Nila dan kakak-kakaknya sangat terpukul atas kepergian Ibu mereka
yang secara mendadak tersebut.
Kepergian Ibu Aisyah
menanamkan luka yang mendalam terhadap keluarga mereka terutama ketiga putri
ini, banyak hal yang ingin mereka tunjukkan dan berikan kepada Ibu mereka
melalui keberhasilan mereka nantinya, Namu hal tersebut tidak dapat terpenuhi
karena Allah berkata lain dan mungkin ini memang jalan terbaik dari Allah SWT.
Belum satu tahun lamanya kepergian atas Ibu mereka, Ayah mereka pun juga
dipanggil Allah SWT atas penyakit paru-paru basah yang sudah lama diderita oleh
Ayahnya, kehidupan ketiga putri ini pun semakin susah, mereka menjadi anak
yatim piatu, impian serta cita-cita mereka yang mereka usahakan hanya untuk
membahagiakan kedua orang tua mereka sia-sia, mereka berusaha sukses untuk
membahagiakan kedua orang tua mereka, ternyata Allah berkata lain, orang tua
yang menjadi penyemangat mereka untuk meraih kesuksesan harus kembali kepada
yang maha kuasa.
Noni, Nia, dan Nila,
mereka bertiga berusaha menjalani kehidupan ini dan terus semangat serta
melanjutkan impian dari kedua orang tua mereka, dan mereka tetap melanjutkan
pendidikan mereka dengan beasiswa yang mereka peroleh serta melanjutkan usaha
kecil-kecilan ibu mereka yakni jualan makanan kering di rumah mereka dari hasil
jualan tersebut dapat membantu biaya sekolah adik mereka yakni Nila, dan juga
untuk biaya sehari-hari mereka. Setelah setahun lamanya kakak Noni telah
selesai menyelesaikan kuliahnya dan mendapatkan gelar diploma teknik, dan kakak
Noni pun sudah dipanggil perusahaan untuk bekerja, sedangkan Nia sendiri sudah
meyelesaikan pendidikan SMK dan nia pun juga sudah bekerja di sebuah PT, Nia
sendiri sementara bekerja dulu mengumpulkan uang untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, sedangkan si bungsu yakni Nila selalu meraih
juara di kelasnya hingga akhirnya mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi juga.
Mereka bertiga
berusaha dengan keras untuk tetap meraih impian yang diinginkan kedua orang tua
mereka, dengan bekerja untuk mengumpulkan uang meraih impian kedua orang tua
mereka.
Semangat dan Selalu Berjuang dalam Meraih Impian........
Terinspirasi dari Kisah Juang Seorang Sahabat.................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar